Sabtu, 01 Mei 2010

SEJARAH PALANG MERAH


Berdirinya Palang Merah di Indonesia sebetulnya sudah dimulai sebelum Perang Dunia II, tepatnya 12 Oktober 1873.Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan Palang Merah di Indonesia dengan nama Nederlandsche Roode Kruis Afdeeling Indiƫ (NERKAI) yang kemudian dibubarkan pada saat pendudukan Jepang.

Perjuangan mendirikan Palang Merah Indonesia (PMI) diawali 1932. Kegiatan tersebut dipelopori dr RCL Senduk dan dr Bahder Djohan dengan membuat rancangan pembentukan PMI. Rancangan tersebut mendapat dukungan luas terutama dari kalangan terpelajar Indonesia, dan diajukan ke dalam Sidang Konferensi Narkei pada 1940, akan tetapi ditolak mentah-mentah.

Rancangan tersebut disimpan menunggu saat yang tepat. Seperti tak kenal menyerah pada saat pendudukan Jepang mereka kembali mencoba untuk membentuk Badan Palang Merah Nasional, namun sekali lagi upaya itu mendapat halangan dari Pemerintah Tentara Jepang sehingga untuk yang kedua kalinya rancangan tersebut kembali disimpan.

Proses pembentukan PMI dimulai 3 SEPTEMBER1945 saat itu memerintahkan PRESIDEN SOEKARNODr BOENTARAN (Menkes RI Kabinet 1) agar membentuk suatu badan Palang Merah Nasional.

Dibantu Panitia lima orang terdiri atas dr R Mochtar sebagai Ketua, dr Bhahder Djohan sebagai Penulis dan tiga anggota panitia yaitu dr Djoehana Wiradikarta, dr Marzuki, dr Sitanala, mempersiapkan terbentuknya Perhimpunan Palang Merah Indonesia. Tepat sebulan setelah kemerdekaan RI, 17 september 1945, PMI terbentuk. Peristiwa bersejarah tersebut hingga saat ini dikenal sebagai Hari PMI.

Peran PMI adalah membantu pemerintah di bidang sosial kemanusiaan, terutama tugas kepalangmerahan sebagaimana dipersyaratkan dalam ketentuan Konvensi-Konvensi Jenewa 1949 yang telah diratifikasi oleh pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958 melalui UU No 59.

Sebagai perhimpunan nasional yang sah, PMI berdiri berdasarkan Keputusan Presiden No 25 tahun 1925 dan dikukuhkan kegiatannya sebagai satu-satunya organisasi perhimpunan nasional yang menjalankan tugas kepalangmerahan melalui Keputusan Presiden No 246 tahun 19

Jumat, 30 April 2010


Karate sebagai seni bela diri adalah ungkapan klise yang telah kita ketahui. Namun seiring jaman yang berubah, karate juga berevolusi dalam fungsinya. Ketika diperkenalkan pertama kali di Okinawa fungsinya semula bela diri yang murni. Karena murni bela diri, maka membunuh dan terbunuh adalah lumrah. Pada masa itu karate sangat dirahasiakan, bahkan untuk membicarakan saja orang tidak berani. Walau Jepang sudah masuk masa Restorasi Meiji, budaya merahasiakan ini baru benar-benar berakhir tahun 1901. Ketika itu Itosu berhasil mengangkat karate ke permukaan dengan menunjukkan manfaat fisik dan mental dalam karate.
Evolusi berikutnya ketika karate masuk ke Jepang berubah menjadi seni bela diri dengan filsafatjalan”. Konsep yang dipopulerkan oleh Funakoshi ini tidak hanya merubah ideogram karate, namun juga filosofinya. Karate berubah istilah menjadi karate-do bukan lagi karate jutsu. Hingga saat ini ada yang tetap memegang fungsi karate sebagai filosofi seperti Shotokai. Mereka dengan tegas menarik diri menggunakan karate untuk hal-hal yang berbau kompetisi.Evolusi ketiga dari karate adalah pada era perang. Dimana saat Jepang menginvasi negara-negara Asia tahun (1930-1936) dan Perang Dunia II (1945-1949) karate digunakan sebagai materi wajib bagi prajurit. Karena digunakan untuk perang tentu ada perbedaan dengan latihan karate yang biasa. Seorang praktisi karate dibolehkan menyerang lawan sekuat-kuatnya. Alhasil, banyak prajurit yang cedera selama masa latihan itu. Barangkali ini adalah evolusi terburuk dalam sejarah karate.Evolusi terakhir karate terjadi di masa moderen ini. Saat ini karate telah dipergunakan sebagai media kompetisi. Disini setiap aliran karate diijinkan mengikuti dua jenis turnamen yaitu kumite dan kata. Evolusi yang terakhir ini dipopulerkan pertama kali tahun 1957 dengan turnamen yang digelar oleh JKA (Japan Karate Association). Masatoshi Nakayama disebut-sebut sebagai orang yang bertanggung jawab (atau berjasa ?) memperkenalkan konsep ini. Anda juga bisa menengok pasal-pasal dalam WKF, disitu akan tertulis dengan jelas aturan pertandingan kata dan kumite. Mengisyaratkan bahwa induk organisasi karate dunia ini mendukung kompetisi dalam karate.Bagaimana dengan image masyarakat Indonesia pada karate ? Ternyata mereka memandang karate sebagaiolah raga kerasbukanseni bela diri keras”. Agaknya maraknya kompetisi karate yang sering digelar telah mengubah cara pandang masyarakat kita. Apalagi fakta didunia saat ini hampir seluruh organisasi (dari berbagai aliran) karate dengan terang-terangan menyatakan bahwa mereka mendukung karate sebagai olah raga yang bersifat kompetisi.Setiap tahun di tanah air bila digelar even pertandingan pasti akan banyak sekali peserta baik dari anak-anak atau dewasa (jika umurnya masih memenuhi syarat), baik laki-laki atau perempuan. Apakah ini menyedihkan ? tentu saja tidak. Minimal yang menggembirakan ternyata minat masyarakat kepada karate yang telah diklaim sebagaiolah raga” keras ini masih besar. Tidak peduli mereka yang terjun di pertandingan itu menampilkan kualitas teknik yang baik atau buruk.Bisa juga dibilang menyedihkan (Anda boleh tidak setuju), karena karate hanya akan menjadi milik mereka yang kuat, lincah, cepat dan berstamina prima. Funakoshi secara tegas melarang berbagai turnamen dan kompetisi. Dirinya sadar bahwa teknik karate sangat berbahaya walaupun digunakan dengan serangan yang lemah sekalipun. Funakoshi lebih memilih kata sebagai latihan inti dalam karate, karena baginya dalam kata tersembunyi rahasia karate. Anda mungkin tidak tahu kalau Funakoshi tidak pernah kalah dengan lawannya meskipun usianya telah lanjut. Funakoshi memiliki pertahanan yang kuat, dan ini hanya diketahui dari mereka yang pernah bertanding dengannya.Tulisan ini tidak dibuat untuk memperdebatkan pendapat Funakoshi, apalagi sudah jelas Funakoshi memang orang yang tidak mendukung apapun yang berbau kompetisi karate. Juga tidak bermaksud menyalahkan praktisi karate yang berlatih hanya untuk motif kompetisi.. Meski harus diakui karate telah berevolusi fungsinya, jangan lupa bahwa karate adalah seni bela diri yang terhormat. Apapun motif Anda ketika memilih karate, ada rahasia yang tersembunyi didalamnya. Rahasia yang mustahil dicapai mereka yang hanya berpikir menang atau kalah. Rahasia yang hingga saat ini hanya sedikit saja orang yang berhasil mencapainya.
(Fokushotokan.com)